Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Dr. H. Ahmad Amarullah, M.Pd merupakan anak ‘Benteng’, pribumi asli Kota Tangerang. Oleh karena itu, sebagai putra Kota Tangerang, dia tahu betul perkembangan dan perjalanan Kota Tangerang
Kota yang dikenal dengan Kota Akhlakul Karimah ini telah berganti empat kepemimpinan. Pertama kali kota ini dipimpin oleh Wali Kota Djakaria Machmud, kemudian diteruskan oleh Mochammad Thamrin, Wahidin Halim, dan Arief R Wismansyah.
Amarullah yang juga merupakan Tokoh Kota Tangerang bidang Pendidikan meyakini, keempat wali kota itu telah memberikan sumbangsih besar bagi kemajuan Kota Tangerang. “Sebagai putra Kota Tangerang, saya tahu betul perkembangan dan perjalanan Kota Tangerang,” kata dia yang juga membagikan catatan dan refleksinya terkait Kota Tangerang yang merayakan HUT ke-31 pada 28 Februari lalu.
Menurut dia, sejak dipimpin Djakaria Machmud hingga Arief R Wismansyah, perubahan di Kota Tangerang betul-betul terasa. “Kota Tangerang saat ini berkembang cukup pesat.”
Dia ingat, perubahan mendasar dari Kota Tangerang yaitu berubahnya wajah Kota Tangerang yang dahulu disebut Kota Kotor Sedunia, menjadi kota peraih Adipura. Contohnya, kata Amarullah, perubahan Pasar Anyar menjadi lebih modern, nyaman, dan bersih.
Pemerintah Kota Tangerang, lanjut dia, juga paling banyak mengadopsi aplikasi digital untuk memberi pelayanan cepat kepada warganya. Salah satunya aplikasi Tangerang Live yaitu aplikasi utama bagi masyarakat yang dapat menjangkau seluruh layanan yang ada di Kota Tangerang sehingga menjadikan Kota Tangerang sebagai Kota Smart City.
“Dulu, kota ini tidak mengenal modernisasi, sekarang paling banyak aplikasi digitalnya yaitu program yang dikenal dengan Tangerang Live,” ujar Amarullah. Dia pun mengaku bangga menjadi warga Kota Tangerang dan berjanji untuk mengabdi di kota ini.
Di balik kebanggaannya akan Kota Tangerang, Amarullah juga memberikan sejumlah catatan kritis untuk kota ini. Investasi, pengembangan pariwisata, dan pemberdayaan UMKM dia soroti. Menurut dia, sektor-sektor ini berjalan cukup lamban. Padahal, menurut dia, melalui sektor-sektor ini dapat memacu pergerakan ekonomi masyarakat.
“Kita ingin layanan bisnis, investasi, pariwisata, dan pengembangan UMKM di Kota Tangerang bisa ditingkatkan,” ujar dia. “Bisa dimulai dengan mengintegrasikan melalui aplikasi Tangerang Live juga,” kata Amarullah.
Sementara itu, di sisi transportasi, Amarullah memberi masukan agar Sistem Transportasi di Kota Tangerang dapat lebih terintegrasi. Tempat-tempat pemberhentian bus Tayo dan angkot di Benteng diperbanyak dan diposisikan
Di sisi transportasi, Amarullah juga memberi masukan agar sistem transportasi di Kota Tangerang dapat lebih terintegrasi. Tempat-tempat pemberhentian bus Tayo dan angkot si Benteng diperbanyak dan diposisikan pada lokasi-lokasi strategis menuju titik destinasi seperti tempat wisata, pusat kuliner, tempat ibadah maupun belanja, sekolah, dan lain sebagainya.
Menurut Amarullah, transportasi massal haruslan berbiaya murah dan dapat memperluas mobilitas masyarakat hingga dapat berkeliling Kota Tangerang. “Ke depan, hal ini harus dipikirkan Pemkot Tangerang,” kata dia.
Terkait Kota Tangerang dikenal sebagai Kota Akhlakul Karimah, Amarullah menilai moto ini sesungguhnya dapat digali kandungan maknanya lalu dirumuskan menjadi sebuah buku saku. Buku ini, lanjut dia, dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan pembentukan karakter masyarakat.
“Moto Akhlakul Karimah ini bisa digali nilai-nilainya kemudian dijadikan bahan pembentukan karakter bagi masyarakat Kota Tangerang. Lalu apa saja poin-poin dari kandungan makna Akhlakul Karimah itu? Ini yang perlu kita gali,” ujar dia.
Sejauh ini, menurut Amarullah, belum ada buku yang memuat makna dan kandungan dari Akhlakul Karimah. Dia pun berharap Pemkot Tangerang dapat mewujudkan buku tersebut. Adapun jika UMT diminta untuk dilibatkan dalam penyusunan dan perumusan buku tersebut, Amarullah mengaku siap.
“Siapa yang membuat? Ada banyak akademisi, ahli agama, dibentuk saja timnya,” ujar dia. Menurut Amarullah, pembuatan buku ini tidak perlu mengejar target penyelesaian, namun semua harus memiliki komitmen untuk selesainya buku ini.
Buku Akhlakul Karimah yang sudah dicetak, nantinya dapat dimanfaatkan sebagai buku saku yang menjadi pedoman praktis membumikan moto yang sudah jadi icon Kota Tangerang sejak kepemimpinan Wali Kota Wahidin Halim. “Tidak hanya dibagikan kepada warga Kota Tangerang, tapi buku itu juga bisa dibagikan ke setiap pengunjung yang datang ke Kota Tangerang,” ujar Amarullah. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar